Sabtu, 25 Oktober 2008

nama :
-ismila may zufrida
-meida gemala dewi

kelas : 12 IPA 1

lagu ku




Gratisan Musik

Jumat, 24 Oktober 2008

Kebun Binatang Ragunan


A. Selayang Pandang


Kebun Binatang Ragunan dirancang sebagai kebun binatang terbuka. Dengan koleksi satwanya yang lebih dari 4.000 ekor, terdiri dari 295 jenis, setiap satwa ditangkarkan dalam kandang menurut habitat aslinya. Sekitar 90% satwa di Kebun Binatang Ragunan adalah satwa asli Indonesia. Sejarah kebun binatang ini dimulai dengan didirikannya kebun binatang pertama yang bernama "Planten En Dierentuin" pada tahun 1864 di Cikini, Jakarta Pusat. Kebun binatang tersebut dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna di Jakarta (Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia). Luas areanya sekitar 10 hektar yang dihibahkan oleh Raden Saleh, seorang pelukis Indonesia ternama. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1949 namanya diubah menjadi Kebun Binatang Cikini. Akan tetapi, karena areanya terlalu kecil dan tidak cocok untuk penangkaran satwa, maka dicari tempat baru yang lebih luas. Pada tahun 1964, kebun binatang ini dipindah ke tanah seluas 30 hektar di daerah Ragunan (Pasar Minggu), tanah hibah dari Pemerintah DKI Jakarta. Kebun binatang ini kemudian dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta pada 22 Juni 1966 dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Taman Margasatwa Ragunan ini kemudian diubah lagi namanya menjadi Kebun Binatang Ragunan dengan luas areanya mencapai 140 hektar, jumlah satwa sekitar 295 spesies, dan 4040 spesimen.


B. Keistimewaan


Keistimewaan kebun binatang ini adalah pada keberhasilan dalam program penangkaran. Beberapa jenis satwa yang berhasil ditangkarkan antara lain harimau putih, harimau Sumatera, orangutan, komodo, ular python, dan beberapa jenis burung seperti kakatua, bayan, kasuari, dan jenis satwa lainnya. Keistimewaan lainnya adalah udaranya yang sejuk, segar, dan teduh karena dikelilingi oleh sekitar 50.000 pohon yang rindang dan telaga yang cukup luas. Selain itu, kebun binatang ini juga dilengkapi dengan atraksi-atraksi khusus untuk anak-anak, seperti kebun binatang untuk anak-anak dan tempat bermain. Pada hari Minggu atau hari libur lainnya, kebun binatang ini bertambah ramai. Pada hari-hari tersebut, anak-anak dapat menunggang gajah, delman, dan perahu. Salah satu yang menyenangkan dari kebun binatang ini adalah tontonan orangutan-orangutan yang mengelilingi kebun binatang setiap hari dengan menggunakan delman.


C. Lokasi


Kebun Binatang Ragunan terletak di Jl. R.M. Harsono No. 1 Ragunan, Jakarta Selatan.


D. Akses


Jarak Kebun Binatang Ragunan dengan pusat kota Jakarta sekitar 20 km. Kebun binatang ini mudah dijangkau karena banyak dilalui kendaraan umum. Dari Tanah Abang, pengunjung bisa naik Kopaja 19 dan Kopaja 985. Dari Blok M, bisa naik Metromini 77. Dari Kampung Melayu, bisa naik Kopaja 68 dan 602. Dari Depok menggunakan Mikrolet 17 dan KWK 02. Kebun Binatang Ragunan ini dibuka setiap hari, mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB


E. Harga tiket


Harga tiket masuk Rp. 4.000/orang, sedangkan anak di bawah usia 3 tahun tidak ditarik biaya (Maret 2008).


F. Fasilitas, Sarana Hiburan, dan Akomodasi


Kebun Binatang Ragunan ini menyediakan fasilitas seperti pusat informasi, kereta dorong, delman, restoran, tempat piknik, kios film, dan beberapa pedagang makanan, minuman, buah-buahan, dan cinderamata. Tidak jauh dari lokasi, terdapat hotel dan penginapan. Kebun binatang ini juga menyediakan sarana bermain seperti Taman Satwa Anak, Taman Perahu, Pusat Primata Schmutzer, dan Rakit Wisata. Selain itu, ada atraksi hewan, antara lain gajah tunggang dan onta tunggang, ada juga sirkus dan akrobat hewan, misalnya burung menarik gerobak, linsang bermain bola, dan ular bercanda.mnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9













Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

Pantai Kuta Bali







Bali adalah salah satu daerah pariwisata yang ada di Indonesia yang tercinta ini. Bali sangat dikenal dengan keindahan pantai nya,salah satu diantara nya adalah pantai kuta, dan pantai kuta terkenal dengan keindahan Sunset nya, disamping bali yang terkenal dengan keindahan alam nya, juga di kenal dengan kaya akan Budaya dan sastra, tidak salah kalau orang menyebut pulau bali dengan sebutan Pulau Dewata. Jika anda berliburan di bali dapat menyaksikan sang surya kembali keperaduan nya (sunset).



Mendengar nama Pantai Kuta, semua orang pasti langsung mengasosiasikannya dengan pulau dewata Bali. Tidak banyak orang yang tahu bahwa di pantai selatan Pulau Lombok juga terdapat sebuah pantai indah yang juga bernama Kuta.
Keunikan dari pantai ini yaitu dari area pantai yang dilingkungi oleh perbukitan, pasirnya yang berwarna sangat putih dan sangat sepi pengunjung, terlebih di hari kerja. Pantai Kuta Lombok tampaknya belum banyak dieksploitasi oleh pemerintah daerah setempat untuk dijadikan tujuan wisata unggulan selain Senggigi yang namanya sudah mendunia.

Pantai Kuta sudah menjadi salah satu tujuan wisata saya pada saat merencanakan berwisata ke Lombok, walaupun penginapan tetap memilih di daerah Senggigi dengan pertimbangan karena lebih banyak pilihan hotel, makanan dan akses mudah ke kota Mataram.
Jika anda menginap di Senggigi atau Mataram, cara termudah untuk menuju ke Pantai Kuta adalah dengan menyewa harian taksi-taksi resmi yang banyak beroperasi di Mataram dan sekitarnya.
Perjalanan ke Pantai Kuta dari Senggigi memakan waktu sekita 2.5 jam, melalui kota Mataram. Sebaiknya rencanakan dulu jam keberangkatan anda, termasuk di mana anda akan makan siang. Jika perlu, konsultasikan juga dengan petugas hotel atau supir taksi, tempat-tempat lain yang mungkin anda ingin kunjungi sekaligus.
Perjalanan kami dimulai setelah sarapan pagi di hotel, dan taksi sewaan kami sudah siap menjemput sesuai janji sehari sebelumnya, dan kami langsung menuju ke Pantai Kuta melalui Mataram.
Menjelang tengah hari, kami sampai di Pantai Kuta, dan keindahan pantai ini tidak mengecewakan. Perjalanan yang cukup jauh terbayar ketika melihat keindahan alam yang masih asli. Area parkir mobil berada di bukit, dan kami harus berjalan kaki menuruni bukit untuk dapat masuk ke area pantai. Tampaknya, kamilah satu-satunya pengunjung pantai di siang itu. Tak ada satu pun pengunjung lain, yang ada hanyalah penjual-penjual cendera mata yang menghampiri kami dan menawarkan dagangannya. Hati-hati dengan para penjual ini, mereka kadang agak memaksa kita untuk membeli, mungkin karena sangat jarang pengunjung dan tuntutan ekonomi.
Area pantai yang terdekat dengan jalan masuk adalah area yang dipenuhi batu karang. Air laut jernih tidak menghalangi pandangan mengagumi bagu-batu karang dan penghuni-penghuni kecil yag sesekali tampak berenang dan merayap di situ.
Lima puluh meter dari jalan masuk tadi, terhamparlah pasir pantai yang sangat putih dan bersih, agak menyilaukan dari kejauhan di tengah hari tanpa awan. Bermain-main di pantai berpasir putih tersebut sangat menyenangkan karena area pantai yang dangkal cukup luas, tidak seperti di daerah Senggigi yang kebanyakan terdapat pantai terjal.

Di kejauhan, terlihat beberapa pengguna jetski dan windsurfer yang mestinya berasal dari hotel Novotel Coralia Lombok yang berada sekitar 1 - 1,5 km dari Pantai Kuta dan merupakan hotel berbintang satu-satunya yang terdekat dengan Pantai Kuta. Hotel tersebut juga berada di bibir pantai, dan menyediakan berbagai fasilitas rekreasi air seperti jet ski, speed boat, banana boat dan lain-lain.
Kami memutuskan untuk tidak berlama-lama di sana, karena tidak terdapat fasilitas rekreasi apa pun selain pantai. Yang ada hanyalah 1 warung milik penduduk setempat tempat kami minum air kelapa segar.
Karena sudah waktu makan siang, kami mampir di daerah permukiman penduduk yang terdekat dengan area wisata Pantai Kuta yang dipenuhi dengan losmen-losmen, tempat makan dan pembuat kerajinan dari tembikar dan kayu. Sangat disarankan untuk membeli kerajinan khas Lombok langsung dari pembuatnya seperti di lokasi ini karena relatif lebih murah dan anda dapat langsung berbincang dengan pengrajinnya.
Dalam perjalanan pulang, kami sempatkan juga untuk mengunjungi pusat kerajinan tenun Lombok, kira-kira 1 jam perjalanan dari Mataram. Anda dapat melihat bagaimana kain tenun dibuat oleh para penduduk setempat dan juga dapat membeli berbagai macam corak dan jenis kain tenun di koperasi yang menaungi para pengrajin tersebut.
Menjelang sore kami sudah tiba kembali di Senggigi, masih cukup waktu untuk mandi dan beristirahat sebelum waktu makan malam tiba.